Waktu

Aef Setiawan
1 min readOct 30, 2019

--

Saya pernah jogging di track lari Gor Soesilo Sudarman, Unsoed. Saya timer, ternyata mung 10 menit, tok. Tapi rasanya itu lama banget. Tapi kalau nonton youtube 60 menit kurang.

Waktu objektif (detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun) tidak bisa mendefiniskan waktu “lama” dan “sebentar” dengan tepat.

Satu jam belum tentu lebih lama ketimbang satu menit. Coba saja duduk dikompor satu menit. Trus apinya dinyalain. Pasti rasanya lama banget. Panasnya pasti nyampe ke usus. Tapi satu jam buat main playstation, gak kerasa lama. Baru dua atau tiga game sudah kelar.

Barangkali, ini yang disebut relativitas waktu. Lama atau sebenar itu relatif. Waktu terasa lama biasanya kalau melalukan sesuatu yang bernilai. Kalau melakukan sesuatu yang gak guna, rasanya cepet banget.

Jangan-jangan sebulan terasa sebentar, setahun terasa singkat karena memang gak ngelakuin sesuatu yang bermakna.

Secara objektif waktu emang 24 jam sehari. 12 bulan dalam setahun. Tapi ia tidak bisa menggambarkan waktu yang sejati. Gak bisa gambarin waktu yang sebenarnya.

--

--