Sensing The Problem: Mencari Asal Muasal Kebebalan

Aef Setiawan
2 min readJun 22, 2020

--

https://unsplash.com/photos/4Ennrbj1svk

Selama kuliah saya suka mengambil tantangan sebagai pemimpin organisasi. Dengan begitu saya akan menghadapi beragam masalah dan belajar menyelesaikannya. Dari sini saya belajar sedikit demi sedikit kemampuan problem solving.

Tapi ada satu hal yang luput dari perhatian saya. Yaitu sensing the problem. Kemampuan merasakan atau mendeteksi masalah. Sebenarnya ini jenis skill yang harus dikuasai dulu sebelum bisa menyelesaikan masalah. Karena untuk bisa menyelesaikan masalah orang harus bisa merasakan dan peka dalam dulu melihat masalah.

Tapi kemampuan merasakan masalah ini memang sering dilupakan banyak orang. Seringkali orang tidak peka kalau disekitarnya ada masalah. Atau jikapun tahu, ia bersikap cuek. Kejadian seperti ini terus berulang sehingga kehilangan kepekaan terhadap masalah.

Dari sinilah orang menjadi bebal. Orang bebal itu bukan orang bodoh, tapi orang yang kehilangan kepekaan dalam melihat masalah. Kalau sudah bebal biasanya sulit dikasih tau jika ada masalah. Karena indera perasanya sudah hilang.

Ketika kuliah saya dulu mengandalkan uang rapelan beasiswa sebagai biaya kehidupan sehari-hari. Kiriman orang tua tidak seberapa besarnya. Artinya saya mengalami problem finansial. Tapi saya tidak bisa merasakan ini sebagai masalah. Menganggapnya sebagai hal yang wajar.

Dulu saya berpikir wajar mahasiswa itu hidup miskin. Nanti setelah lulus baru mikir urusan finansial. Jadi jika tidak punya uang, saya cuek bebek saja. Toh masih berjuang. Kejadian ini berulang dan membuat kemampuan merasakan masalah saya hilang. Jadilah saya bebal secara finansial.

Setelah lulus kuliah mulai sadar. Kemampuan finansial saya masih buruk. Sayapun mulai belajar melek finansial. Melatihnya secara bertahap agar terus membaik dari waktu ke waktu.

Saya juga sering ngobrol sama adik tingkat di kampus yang mulai garap skripsi. Biasanya saya bertanya apa rencana mereka setelah lulus kuliah nanti. Sebagian besar mereka tidak tahu, yang penting lulus aja dulu. Kerja apa itu urusan nanti.

Dia tidak sadar kalau tidak punya rencana setelah lulus itu masalah. Dan tetap enjoy saja, seakaan tak terjadi apa-apa. Ini karena sudah bebal. Terbiasa menjalani sesuatu tanpa ada rencana, mengalir begitu saja.

Kemampuan sensing the problem itu sama pentingnya dengan problem solving. Melatihnya juga perlu waktu dan ketekukan. Dan saya mengakui kemampuan sensing the problem juga masih buruk. Saya coba mulai dari hal-hal sederhana dulu saja.

Misal, saya melihat laptop berdebu. Maka harus saya bersihkan. Jika melihat gelas dan piring kotor berserakan, saya mulai segera mencucinya. Mungkin ini hal sepele, tapi ini efektif untuk melatih sense of problem. Merasakan masalah dan mengurangi kebebalan.

--

--