Mencari Akar Kemalasan

Aef Setiawan
2 min readNov 17, 2019

--

https://unsplash.com/photos/pcXb7MobWvk

Seorang teman yang sudah lulus menceritakan rahasia bagaimana menulis skripsi dengan cepat. Menulis skripsi itu memang sulit, katanya. Tapi melawan rasa malas itu jauh lebih sulit.

Barangkali level kesulitannya sama seperti menjadi ASN.

Dia benar. Saya lebih banyak membaca literatur bagaimana melawan rasa malas, ketimbang membaca referensi untuk skripsi. Bahkan, saya lebih penasaran mencari akar penyebab kemalasan ketimbang menjawab pertanyaan penelitian.

Skripsi bisa rampung sebulan dua bulan. Tapi kemalasan bisa menghantui seumur hidup jika tak diatasi.

Seorang teman pernah mengirim link video berisi tehnik mengatasi kemalasan di Youtube. Satu atau dua jam tehniknya berhasil bikin saya rajin. Tapi setelah itu saya kembali bermalas-malasan. Tehniknya tidak cukup ampuh mengubah kebiasaan lama saya: rebahan sembari melihat orang berdebat di Twitter.

Namun ada konten di youtube yang menurut saya bagus. Video dari mantan serdadu yang pernah bertugas di perang Iraq. Perawakannya tegap, mirip Jhon Cena. Petarung WWE yang pernah jadi idola saya pas SD dulu. Jocko Willink namanya.

Jargonnya menarik: disiplin sama dengan kebebasan. Kalau kamu ingin kebebasan financial suatu hari nanti, maka kamu harus disiplin secara financial mulai sekarang. Kalau ingin bersantai-santai saat weekend, kamu harus disiplin menyelesaikan semua pekerjaanmu di weekdays.

Saya rasa teorinya bisa digunakan untuk menyingkirkan kemalasan.

Tapi saya tidak punya reputasi untuk urusan disiplin. Catatan melawan aturan lebih banyak. Misal, pernah sengaja ngampus pake sendal dan berkaus oblong dan tidak mandi. Pernah sengaja tidak mengumpulkan paper dan membolos.

Bagi saya disiplin hanya cocok untuk serdadu, mahasiswa adalah hamba bebas. Disiplin pada aturan itu sama dengan penundukan. Cara berpikir yang goblok sekali.

Sebagai orang yang pernah benci aturan, saya bekerja mengandalkan mood. Ketika mood sedang bagus, saya sangat rajin. Celakanya, mood saya lebih sering buruk ketimbang bagus. Sehingga perilaku mirip seperti ular kekenyangan. Malas ngapa-ngapain. Pengennya rebahan.

Mood itu mudah datang dan pergi, kadang ada kadang tidak ada. Persis seperti uang di dompet. Ini jelas tak bisa diandalkan kata Jocko Willink. Satu-satunya cara adalah dengan disiplin, agar kamu terhindar dari rasa malas. Kabar bagusnya, disiplin ini bisa dilatih.

Saya mencoba melatih disiplin bangun lebih awal. Jam lima pagi paling lambat. Beberapa kali berhasil, namun lebih sering gagal. Nampaknya, saya hanya mengganti masalah kemalasan dengan masalah kedisiplinan.

--

--