Management is How to Control, Not How to Manage

Aef Setiawan
2 min readJul 4, 2020

--

https://unsplash.com/photos/C0koz3G1I4I

Saya sedang merintis bisnis sembako, menjadi supplier gula pasir untuk para pedagang. Saya membangun pasar pelan-pelan, dari hari ke hari dengan mengumpulkan database. Buat saya, membangun database itu penting agar saya bisa mengelola pasar.

Tapi sembako adalah tipe bisnis yang padat modal, namun profit marginnya tipis. Untuk memulai bisnis ini harus punya modal minimal 100–200 juta dampak ekonominya terasa. Oleh karena itu saya butuh investor yang mau membiayai bisnis ini.

Kebetulan saya juga punya partner yang punya akses barang ke pabrik. Mengambil barang langsung dari pabrik bisa mendapat harga lebih miring. Sehingga profit margin yang didapat lebih besar.

Tapi belakangan chaos. Tipe investor yang saya punya bukan tipe jangka panjang, tapi investor project. Dia menaruh uang dalam jangka pendek, sekitar satu atau dua minggu. Setelah ia menarik uangnya, posisi saya tanpa capital.

Tanpa adanya capital, saya tidak bisa mengambil barang ke pabrik. Ditambah harga barang juga bisa naik atau turun tiba-tiba. Karena saya tidak punya pabrik. Sehingga tidak punya kontrol atas barang tersebut.

Praktis saya hanya punya kendali atas pasar yang saya miliki. Pasar disini maskdunya adalah konsumen saya. Karena saya punya database konsumen, maka saya bisa mengelola mereka, membuatkan konten edukasi dan infromasi yang menarik agar mereka tetap enggage.

Tapi itu semua ya, useless. Punya konsumen tapi tidak ada barang yang dijual ya bukan bisnis namanya.

Dari sini saya jadi mempertanyakan apa ulang apa itu manajemen. Banyak yang mengajarkan managemen adalah soal tata kelola. Managemen bisnis artinya mengelola bisnis. Ini tidak sepenuhnya benar. Menurut saya hal yang paling mendasar dari manajemen bukan how to manage, tapi how to control.

Jika kamu tidak bisa mengontrol, mustahil kamu bisa mengelola. Dalam cerita saya di atas, saya tidak punya kontrol atas capital. Begitu juga dengan produk, saya tidak punya kontrol sama sekali. Praktis, saya hanya bisa me-manage konsumen karena saya punya kontrol atas database.

Sesuatu yang tidak bisa kamu kontrol tidak akan bisa dikelola. Sesuatu yang tidak bisa dikelola akan berakhir dengan kekacauan.

Sehingga apa dimaksud dengan management bisnis, menurut saya, adalah bagaimana kita punya kontrol atas capital, atas product dan atas market. Dengan punya kontrol atas ketiga hal ini, kita bisa menghindari kekacauan.

--

--