Bagaimana Mengelola Energi?

Aef Setiawan
3 min readDec 26, 2020

--

Selain manajemen waktu, manajemen energi itu juga penting. Terutama buat kamu yang bekerja non karyawan. Entah sebagai self-employee atau entrepreneur.

Kalau kamu bekerja sebagai karyawan dengan jam kerja yang pasti, manajemen waktu bukan isu utama. Tapi buat yang self-employee, bagaimana mengatur waktu adalah skill dasar. Tapi.. ada tapinya nih.

Punya waktu luang 12 jam dalam sehari tanpa dibarengi dengan energi yang memadai itu useless. Di tulisan ini saya akan sharing bagaimana cara mengelola energi dengan benar.

Sebelumnya saya akan buat daftar bahasannya dulu.

  1. Konsep energi

Energi ini ada kaitannya dengan emosi. Bahkan ada yang bilang, emosi adalah energi in motion. Karena berkaitan dengan emosi, energi sangat dipengaruhi oleh:

Apa yang kamu pikirkan

Apa yang kamu rasakan

Apa yang kamu makan

Pertama, setiap satu pikiran yang muncul di kepala itu membutuhkan satu energi. Jika kamu memikirkan dua atau tiga hal berbeda dalam waktu bersamaan, maka otak bekerja lebih keras.

Praktisnya begini. Misal dalam sehari kamu punya tiga project yang berbeda. Project A, B, C.

Ketika dengan mengerjakan project A, kamu kepikiran project B dan C secara bersamaan. Sehingga otak mengeluarkan 3 energi meskipun pekerjaan yang kelar cuma project A.

Kedua, apa yang kamu rasakan mempengaruhi energi. Jika kamu merasa sreg dan nyaman dengan suatu pekerjaan, energinya akan besar. Jika kamu merasa terpaksa dan tidak suka, energinya akan kecil. Even, gak ada sama sekali.

Jadi, apa yang kamu rasakan pada apa yang kamu kerjakan itu mempengaruhi energi.

Terakhir, apa yang kamu makan. Oke, buat sebagian dari kamu mungkin terasa aneh. Apa hubungannya makanan sama emosi. Teori biologinya bisa jadi panjang, tapi apa yang kamu makan akan banyak mempengaruhi perasaan kamu.

Misal begini, jika kamu punya kebiasaan ditemani kopi saat bekerja maka perasaan kamu akan beda saat bekerja ditemani segelas air mineral. Karena kopi beda dengan air mineral.

Kopi memiliki kafein yang memberikan stimulasi tertentu pada otak yang bikin kamu lebih semangat dalam bekerja. Sementara air mineral tidak.

2. Bagaimana mengelola Energi?

Jika kamu sudah baca bagian sebelumnya, konsep management energi itu simpel. Mengelola pikiran, mengelola apa yang kamu rasakan, dan mengelola apa yang kamu makan.

Iya, konsepnya sederhana meskipun pada praktiknya beda cerita. Ditulisan ini saya sharing beberapa tekniknya, meskipun teknik ini belum tentu cocok untuk semua orang.

Mengelola pikiran

Dalam konteks menyelesaikan pekerjaan, jika ada 3 list pekerjaan yang berbeda maka pilih satu pekerjaan yang akan dipikirkan dan dikerjakan.Lalu tentukan batas awal dan akhir minimum pekerjaan.

Misal kamu mau nulis. Batas mulai dan akhirnya adalah bikin draftnya dulu. Maka ketika mulai drafting fokus nulis saja. Bagaimana cara postingnya, bagaiman teknis editnya, dan ada yang baca apa enggak itu sudah beda pekerjan.

Jadi pikiran diarahkan untuk drafting saja. Pikirkan bagaimana proses draftingnya bagus saja dulu.

Orang yang belum mahir mengelola pikiran biasanya akan seperti ini:

Pekerjaannya sedang drafting menulis, tapi yang muncul dipikirannya adalah bagaimana ngedit yang bagus, nanti postingnya bagaimana, kira-kira ada yang baca gak ya, ntar dibayar berapa ya kira-kira.

Don’t do that. Berlatihlah satu pikiran dan satu pekerjaan.

Mengelola Perasaan

Perasaan ini sedikit menantang cara mengelolanya, karena kondisinya sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Misalnya begini, kamu kerja bareng sama saya dua hari.

Hari pertama kamu merasa nyaman karena saya juga happy, misalnya karena penjualan hari itu bagus. Hari kedua saya tegur kamu karena ada pekerjaan yang tidak beres misalnya. Then, what you feel?

Secara alamiah, orang gak ada yang happy jika ditegur. Karena berarti ada yang salah. Jika sudah tidak tidak happy, energi kamu akan drop secara drastis.

Karena faktor ekternal itu sangat dinamis, maka belajar bagaimana merespons itu sangat penting.

Mengelola apa yang kamu makan

Saya biasanya kalau makan di jam kerja malah tidak jadi produktif. Apalagi kalau kebanyakan, bawaannya malah ngantuk. Selain itu jika makan pedas, malah bikin lambung panas sehingga tidak bisa konsen.

Jadi, makanlah sesuatu yang sifatnya netral atau bisa mendorong energi lebih. Kopi mungkin boleh, Karena kafeinnya memberikan stimulasi tertentu. Atau makanan lain yang bermamfaat.

Soal urusan makanan ini sangat bervariasi pada setiap orang. Tapi apa yang kamu makan akan mempengaruhi apa yang kamu rasakan, apa yang kamu rasakan mempengaruhi apa yang kamu pikiran.

Kombinasi ketiganya membentuk energi tertentu.

--

--